Pengolahan merupakan proses
pemisahan mineral berharga dari tidak berharga tanpa mengubah sifat-sifat fisik
atau kimia dari mineral yang diolah.
Pada proses pengolahan material PT.
Panca Logam Makmur menyediakan beberapa alat pengolahan berupa sluice box dan trommel. Selain itu, juga akan dilakukan pengolahan dengan metode heap
leaching. Adapun urutan kerja pada proses pengolahan adalah sebagai berikut
:
1. Pengolahan
dengan menggunakan alat sluice box
Proses pengolahan diawali dengan
pembuatan waduk dan mall sebagai proses awal yang dilengkapi dengan mesin-mesin
pompa air beserta instalasi penyemprotan. Dari stock pile, material didorong kearah grizzly dengan menggunakan bulldozer.
Material yang ada di grizzly di
semprot dengan air yang dipompa dari waduk pertama untuk memudahkan pemisahan
batuan.
Material yang sudah hancur dialirkan
ke sluice box yang dilapisi dengan
karpet sarang semut sebagai perangkap, karena berat jenis logam lebih berat
dari lempung pasiran maka emas tersebut lebih cepat pengendapannya dan
terperangkap di karpet, sedangkan lempung pasiran yang berat jenisnya lebih
rendah akan mengalir bersama air. Air yang telah digunakan dialirkan ke waduk
kedua yang berhubungan langsung dengan waduk ketiga untuk proses pengendapan.
Air yang mengalir di waduk ketiga diharapkan sudah jernih dan dapat digunakan
kembali.
Pada proses berikutnya yaitu pencucian karpet, yang bertujuan untuk
mendapatkan bijih emas yang terperangkap. Karena yang terperangkap di karpet
tersebut bukan hanya bijih emas tetapi mineral-mineral lainnya seperti pasir,
cinnabar dan juga terdapat pasir besi, maka untuk memisahkan bijih emas
tersebut dilakukan proses pendulangan. Hasil pendulangan tersebut dapat
memisahkan bijih emas dengan mineral-mineral lainnya.
2. Pengolahan
dengan menggunakan alat trommel
Kegiatan ini dimulai dengan
menghaluskan material batu menjadi pasir dengan menggunakan mesin crusher. Material hasil crusher dimasukkan kedalam trommel
sesuai dengan kapasitas alat tersebut, dan dilanjutkan dengan pengisian air dan
kapur limestone kedalam trommel yang telah berisi material. Setelah itu trommel
ditutup sampai memungkinkan tidak ada sedikitpun celah yang mampu meloloskan
material pada saat pemutaran tromol.
Pemutaran tromol dilakukan selama 3-4
jam sampai material berukuran mud.
Setelah itu dilakukan pengisian raksa dan pemutaran trommel dilanjutkan kembali
dengan putaran yang lebih lambat selama 1 jam. Setelah itu proses Pemisahan
ampas material dengan raksa dan dilanjutkan dengan pemisahan raksa dan emas
dengan cara pemerasan raksa dengan menggunakan kain parasut setelah itu
dilakukan pembakaran untuk mendapatkan emas.
3. Pengolahan
dengan sistem Heap Leaching
Metode
pengambilan emas dengan menggunakan larutan sianida kdar 100 – 300 ppm yang
dialirkan (diirigasi) pada tumpukan ore berbentuk heap. Tumpukan ore heap di
letakkan di atas leach pad (geo-membrane,
terpal, liner HDPE) sehingga larutan sianida tidak terserap masuk ke dalam
tanah.
Aliran
air emas heap kemudian diarahkan dan
dikumpulkan dalam kolam yang disebut pregnant pond. Emas dalam larutan
ditangkap oleh butiran karbon teraktivasi pada recovery plant dengan cara adsorbs (penyerapan). Karbon berisi emas
ini kemudian dibakar hingga menjadi debu yang kemudian debunya dicampur dengan
borax lalu dicairkan dengan cara dibakar dalam wadah crucible menggunakan api
pada temperatur ± 1200°C. Selanjutnya emasnya akan memisah dan mengendap
menjadi produk akhir dari proses heap leaching.
Limbah dari proses ini berupa larutan sianida 25 – 50
ppm yang di detox (diturunkan kadarnya) menggunakan hydrogen peroksida pada
kolam penampungan hingga mencapai dibawah kadar 0.5 ppm NaCN (ambang batas
sesuai peraturan yang berlaku) sebelum dibuang ke air permukaan (sungai).
Terimah kasih info dan ilmunya ...
BalasHapus